Minggu, 13 Juni 2010

Benteng Willem II Ungaran



Benteng Willem Ungaran dibangun kongsi dagang Belanda, VOC, pada pertengahan abad ke-18 di poros Semarang-Kasunanan Surakarta. Benteng ini dibangun tak lama setelah "geger pacinan" yang menyebabkan Keraton Surakarta pindah dari Kartasura ke Solo tahun 1740-an. Dimaksudkan untuk mengawasi, sekaligus menghambat perluasan pengaruh Kasunanan Surakarta. Pada saat hampir bersamaan dibangun benteng juga di Salatiga dan Ambarawa.

Benteng ini memiliki nilai penting karena pernah jadi lokasi transit Pangeran Diponegoro sebelum menuju Kota Semarang, kemudian menuju lokasi pembuangannya di Makassar.



Benteng Malborough Bengkulu

Benteng Malborough dibangun pada tahun 1713-1719 oleh East India Company (EIC). Berdiri diatas bukit di tepi pantai, menghadap ke arah kota Bangkulu. Bila kita berada di atas dinding benteng atau bastion, tersaji

hamparan laut lepas.

Pertumbuhan pasar untuk rempah-rempah di Eropa menyebabkan Perseroan untuk memperluas kegiatannya di timur dan sebagai akibatnya sebuah pos perdagangan di Bencoolen (Bengkulu) didirikan pada 1685 untuk akuisisi lada. Dengan pendirian pabrik perdagangan menjadi perlu untuk menyediakan kekuatan militer untuk melindungi properti Perusahaan dan pegawai negeri sipil. Maka didirikanlah benteng Malborough ini.

Pembangunan benteng tahap pertama selesai 1718 dengan gerbang

Desain tata ruang Benteng Marlborough mencerminkan keragaman aktivitas masyarakat. Kompleks bangunan ini 44.100,5 meter persegi, tetapi total bangunan dalam benteng hanya sekitar 20 persen. Bagian benteng selebihnya bersungsi sebagai ruang terbuka. Bangunan fisik Benteng Marlborough sangat kokoh, antara lain terbukti ketika gempa bumi berkekuatan 7,3 skala Richter meluluhlantakkan ribuan bangunan gedung dan permukiman Bengkulu tahun 2000, benteng ini tak mengalami kerusakan berarti.utama benteng di sisi barat. Bagian bangunan menyerupai kepala kura-kura kemudian ditambahkan pada 1783. Dengan penambahan ini sistem pertahanan gerbang benteng menjadi berlapis. Kekokohan benteng tergambar dari ketebalan dinding bagian luar setinggi 8,65 meter dan ketebalan tiga meter. Sementara tebal dinding dalam sekitar 1,8 meter. Bahan bangunan antara lain batu karang, batu kali, dan bata dengan perekat campuran kapur, pasir, dan semen merah.


Untuk memasuki benteng dari gerbang utama, kita harus melewati dua jembatan yang menyeberangi parit-parit kering. Parit itu berkedalaman sekitar 1,8 meter dengan lebar 3,6 meter. Jembatan-jembatan kayu di atas parit kering itu aslinya tidak pernah permanen agar dapat diangkat dalam menghambat gerak musuh. Selepas gerbang pertama, kita akan menyusuri lorong pendek dengan langit-langit melengkung. Empat buah batu nisan besar tertempel pada salah satu sisi bangunan lengkung ini. Batu-batu nisan ini merupakan tugu peringatan kematian sejumlah petinggi benteng, antara lain Deputi Gubernur Inggris Richard Watts—meninggal pada 1705. Meskipun tugu peringatan berbahasa Inggris itu tertulis dalam huruf bergaya kuno, tetapi sebagian besar masih terbaca dengan jelas.